Rabu, 19 Februari 2020

Sinar Mas Group Sumbang USD 14,4 Juta untuk Tangani Wabah Corona di China

SHARE

Liputan6.com, Jakarta - Bantu pemerintah Cina hadapi penyebaran wabah virus Novel Corona (virus corona), Asia Pulp and Paper (APP), anak perusahaan Sinar Mas Group yang berbasis di Indonesia, menyumbang senilai 100 juta yuan atau setara dengan USD 14,4 juta yang disalurkan melalui salah satu yayasan amal di China.
Tak hanya itu, Gold Hong Ye Paper Group di bawah naungan APP ikut berkontribusi dengan mulai membuat produk darurat untuk epidemik dan mengirimkan tisu kebersihan senilai 350 ribu yuan langsung ke Provinsi Hubei, China Tengah.
“Kami berharap dapat berkontribusi pada perang melawan pneumonia di Wuhan dan China pada umumnya,” ujar Teguh Ganda Widjaya sebagai Chairman and President of Sinar Mas Group.
Dedikasi dan kepedulian akan kesehatan dunia dan masyarakat Indonesia tak berhenti sampai di situ. Eka Hospital sebagai salah satu pilar Sinar Mas Group, diakui Teguh sebagai salah satu komitmen Sinar Mas dalam peduli terhadap membangun dan memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Di Indonesia sendiri kasus corona virus tidak ditemukan hingga saat ini. Namun, di Kota Wuhan Tiongkok dilaporkan lebih dari 600 orang telah menjadi korban meninggal dunia akibat kasus corona virus,"ujarnya. (Pramita Tristiawati)

Imbas Virus Corona, Rp 11 Triliun Dana Investor Pergi dari Indonesia



Seorang anggota staf medis berjalan melewati karangan bunga mendiang dokter Li Wenliang terlihat di Cabang Houhu Rumah Sakit Pusat Wuhan di Wuhan di provinsi Hubei, China, Jumat, (7/2/2020). Li Wenliang meninggal karena virus corona di Wuhan pada pukul 02.58 Jumat dini hari waktu setempat. (AFP/STR)

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan wabah virus corona memberikan dampak pada pasar keuangan, termasuk salah satunya Indonesia. 
Disampaikannya, hingga awal Januari hingga saat ini sudah ada aliran dana keluar Indonesia (capital outflow) mencapai Rp 11 triliun. Meski demikian masih ada aliran dana masuk meski hanya Rp 400 miliar.
"Memang kita melihat ada outflow yang terjadi dengan week to date," kata Dody di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Akibat hal itu juga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat tertekan meski dalam beberapa hari terakhir rupiah kembali menguat.
"Rupiah juga tertekan, tapi sampai dengan Jumat, rupiah kembali membaik," tegas Dody.
Untuk itu, Bank Indonesia bersama pemerintah melalui instrumen yang sama berusaha menjaga stabilitas rupiah. Dari sisi pasar keuangan dia berharap stabilitas ini tetap terjaga.

Dampak ke Sektor Rill



Warga mengantre di luar apotek untuk membeli masker, termometer, dan pembersih tangan di Singapura (29/1/2020). Singapura sejauh ini mengonfirmasi tujuh kasus virus corona - semuanya datang dari Wuhan. (AFP Photo/Roslan Rahman)

Dody melanjutkan ini terjadi karena China merupakan produsen utama dari barang-barang perantara (intermedery) maupun barang input produsen di banyak negara. Maka dari itu perlu dilakukan studi Khusus dampak corona terhadap sektor rill.
"Mudah-mudahan asumsinya outbreak-nya akan singkat sehingga tidak berdampak besar ke eksportir," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com 
SHARE

Author: verified_user

0 komentar: